Organogenesis dan Rizogenesis

Organogenesis adalah proses yang menginduksi pembentukan jaringan, sel atau kalus menjadi tunas dan tanaman sempurna. Proses ini diawali oleh hormon pertumbuhan. Benzil Adenine dan Sitokinin lainnya baik sendiri maupun dalam kombinasi dengan NAA atau IAA dan kadang-kadang dengan GA3 menyebabkan deferensiasi dan pertumbuhan tunas. Pembentukan akar dapat terjadi serentak atau dapat diiduksi sesudahnya. Kondisi khas yang menguntungkan bagi regenerasi tanaman harus dikembangkan untuk masing-masing spesies. Prosedur ini menggambarkan beberapa pendekatan untuk menghasilkan morfogenesis sel somatik.

Spesies tanaman dan hormon pertumbuhan yang ada dalam medium akan menetukan apakah eksplan menghasilkan tunas atau akar. Dalam beberapa hal akan terbentuk kalus yang pada saatnya akan berdeferensiasi menjadi organ. Jika deferensiasi tidak terjadi penambahan satu atau lebih pelengkap senyawa organik (NAA , IAA dan GA3 ) dapat mempercepat pembentukan tunas. Dapat juga merubah kondisi lingkungan antara lain : Intensitas cahaya (20 w/m2, 30 w/m2 atau 40 w/m2), suhu 15 – 26 o C, terang dan gelap (14/10 jam, 16/8 jam dan 18/6 jam), terang terus menerus.

Berhasilnya pertumbuhan tunas terutama tergantung pada :
sumber jaringan, kadar hara dalam medium, jenis dan kadar hormon yang digunakan. Pada tanaman berkayu (daun lebar) jaringan yang baik diambil dari daerah ruas yang belum dewasa atau bagian tempat melekatnya epikotil (kotiledon) yang mengndung sel-sel yang dapat diinduksi dengan cepat untuk membentuk tunas. BA, adenin dan kinetin atau zeatin 0,1 M cukup baik untuk menginduksi pembentukan tunas. Pada tanaman biji-bijian atau rumput-rumputan tidak ada senyawa apapun yang diketahui dapat menginduksi pertumbuhan tanaman.

Pada organogenesis diharapkan terbentuk tunas dulu baru terbentuk akar, karena bila terbentuk akar terlebih dahulu maka akan sulit membentuk tunas.

Rizogenesis adalah proses .....


No comments:

Post a Comment