Prinsip Dasar Kultur Jaringan

Keberhasilan perbanyakan tanaman dengan teknik kultur jaringan memerlukan pengetahuan mengenai prinsip-prinsip yang mendasarinya. Prinsip-prinsip dasar mengenai kultur jaringan diuraikan sebagai berikut :

Mengetahui Teori Totipotensi
Teori totipotensi sel dekemukakan oleh Schwann dan Schleiden pada tahun 1838. Menurut teori ini setiap sel tanaman hidup mempunyai informasi genetik dan perangkat fisiologis yang lengkap untuk dapat tumbuh dan berkembang menjadi tanaman utuh, jika kondisinya sesuai. Pada tahun 1920 kultur organ secara terus menerus dalam suatu media berhasil dilakukan tetapi belum berhasil membuktikan teori totipotensi. Baru pada tahun 1930 teori tersebut dapat dibuktikan setelah ditemukannya zat pengatur pertumbuhan yaitu auksin (Indole Acetic Acid dan Naftalene Acetic Acid)


Memahami Konsep Skoog dan Miller
Pada tahun 1957 Skoog dan Miller mengemukakan bahwa

regenerasi tunas dan akar in vitro dikontrol secara hormonal oleh zat pengatur pertumbuhan (ZPT) sitokinin dan auksin. Organogenesis adalah proses pembentukan organ seperti tunas atau akar baik secara langsung dari permukaan eksplan atau secara tidak langsung melalui pembentukan kalus terlebih dahulu.

Dengan menggunakan eksplan empulur tembakau, Skoog dan Miller mendemonstrasikan bahwa nisbah sitokinin dan auksin yang tinggi mendorong pembentukan tunas. Sedangkan nisbah sitokinin dan auksin yang rendah mendorong pembentukan akar. Jika diberikan dalam jumlah seimbang sitokinin dan auksin akan mendorong pembentukan kalus.

Disamping merangsang pembentukan tunas adventif, sitokinin juga merangsang multiplikasi tunas aksilar dan melawan domansi apikal, sedangkan auksin merangsang pembentukan akar adventif. Perbedaan penting antara tunas aksilar dan tunas adventif adalah sel-sel atau jaringan yang membentuknya. Tunas aksilar berasal dari mata tunas aksilar yang sudah ada pada eksplan yang dikulturkan. Pengkulturan pada media yang ditambah dengan sitokinin bertujuan untuk merangsang pecah dan tumbuhnya tunas samping dan mencegah dominasi tunas apikal yang mengakibatkan terbentuknya tunas samping. Sementara itu tunas adventif berasal dari jaringan eksplan yang sebelumnya tidak mempunyai mata tunas. Dengan demikian tunas adventif merupakan sesuatu yang baru terbentuk (de novo).

Memahami Sifat Kompeten, Dediferensiasi dan Determinasi
Sifat kompeten, dediferensiasi dan determinasi sel atau jaringan eksplan sangat penting agar terjadi organogenesis atau embriogenesis pada eksplan. Suatu sel atau jaringan dikatakan kompeten jika .....


No comments:

Post a Comment